Fotografi adalah seni

kenali tehnik tehnik fotografi sebelum memulai memotret

Pentax mengeluarkan kamera DSLR fullframe

akhir-akhir ini produsen Pentax ikut meramaikan DSLR Fullframe kelas entry level

Fotografi siluet

Indahnya lekuk lekuk bayangan yang dibelakangi dengan cahaya

Canon 5D MarkIII

Kamera fullframe dari canon kelas high end yang paling diburu sekarang 5D Mark III

Lensa prime

Lensa kamera sangat pengaruh kepada hasil sebuah foto

Senin, 28 November 2016

fotografi model



ika berbicara mengenai teknik foto model untuk lokasi pemotretan outdoor, pastilah kita harus diskusikan tentang sumber cahaya yang tepat. Perdebatan yang paling sering terdengar adalah apakah sebaiknya menggunakan sumber cahaya tambahan, seperti flash, atau apakah pencahayaan natural sudah cukup? Mari kita simak lebih dalam lagi

Keuntungan menggunakan flash
Teknik foto menggunakan flash pada saat pemotretan model sangatlah luas dan dalam. Jika sang fotografer telah menguasai teknik penggunaan flash, maka seakan2 sebuah pintu menuju ke dunia baru terbuka untuknya. Sang fotografer sekarang mampu menciptakan dan mengontrol sumber cahaya dari segi sudut, kekuatan, dan kualitas dari cahaya tersebut.
Namun secara singkat, yang kita ingin capai dengan menggunakan flash adalah, untuk menambah estetika dari foto model anda. Sang model tentunya akan terlihat lebih menawan jika lighting nya membantu untuk memunculkan dimensi dari lekukan tubuhnya. Misalnya anda ingin menonjolkan tubuh sang model, tambahkan flash dari belakang model (backlit) agar akan ada aksen yang menghias pinggiran siluet tubuh sang model agar lebih jelas dan terbentuk.
Dengan menambahkan soft box atau membias cahaya dari flash, kita dapat menciptakan lighting yang berkualitas lembut (soft lighting). Ini biasanya sangat dianjurkan untuk pemotretan close-up di bagian wajah, karena akan membantu kulit model untuk terlihat lebih mulus.
Keuntungan dari menggunakan flash adalah kita memegang kendali dari situasi pencahayaan secara keseluruhan. Matahari terlalu terik? Tidak masalah. Mendung? Bisa diatasi. Bahkan kita dapat memanipulasi cahaya flash sehingga tampak natural dan terlihat seperti matahari pada saat sunset. Sangat berguna bukan?

Keuntungan menggunakan Natural Light
Natural light atau biasa disebut juga “ambient light” adalah pencahayaan yang didapatkan pada tempat pemotretran seadanya, tanpa tambahan atau bantuan cahaya dari sumber artifisial, hanya dari matahari saja. Keuntungan yang paling utama adalah sang fotografer tidak lagi perlu menyediakan flash untuk pemotretan tersebut. Sebagai seorang fotografer, tentunya banyak hal yang harus disediapkan sebelum turun ke medan perang, seperti kamera, batere, konsep, props, dan banyak lainnya. Mengandalkan cahaya natural saja dapat meringankan pikiran sang fotografer.
Keuntungan lainnya adalah foto yang dihasilkan akan tampak natural dan asli, tanpa banyak rekayasa. Hal ini sekarang sering dicari oleh client, maka sang fotografer perlu menguasainya. Pemotretan pada suatu lokasi yang populer, biasanya perlu untuk tidak menggunakan lighting tambahan, agar suasana dari lokasi tersebut dapat terekam pada gambar anda secara murni.
Walaupun ada keterbatasan jika hanya mengutamakan natural light dalam pemotretan, tetapi kita tetap bisa berkreasi dengan mengandalkan arah jatuhnya matahari. Pemotretan outdoor bagusnya dijadwalkan pada pagi atau sore hari, di mana matahari masih ada di dekat horizon. Kualitas dari sinar matahari akan menjadi lembut, dan kita dapat memaksimalkan cahaya matahari yang datang dari arah yang tepat. Pada siang hari, matahari berada tepat di atas kita. Hal ini akan menimbulkan bayangan yang kurang baik pada wajah model anda, dan terik matahari akan membuat foto anda menjadi terlalu kontras dan kurang unik.



Tips untuk menggunakan flash pada saat pemotretan model outdoor:
  • Usahakan agar kualitas cahaya flash itu lembut dengan menggunakan diffuser seperti soft box, atau payung putih.
  • Coba gunakan gel untuk merubah warna flash menjadi lebih kekuningan/keemasan untuk menyerupai cahaya matahari.
  • Coba gunakan flash dari angle2 yang berbeda seperti side-lighting atau backlighting.
  • Maksimalkan kekuatan dari flash agar dapat meredam cahaya natural sekitar, agar merubah “mood” dari lokasi tersebut.
Tips untuk meng-maksimalkan penggunaan cahaya natural pada saat pemotretan outdoor:
  • Pada pagi/sore hari, posisikan model supaya matahari menjadi backlight. Lalu gunakan reflektor dari 45 derajat di depan model untuk memantulkan cahaya matahari ke wajah model sebagai pencahayaan utama.
  • Pada siang hari, cobalah mencari tempat/spot yang teduh untuk melakukan pemotretan.
  • Jika matahari sangat mengganggu di spot yang anda inginkan, cobalah menutupi matahari dengan menggunakan reflektor. Teknik ini tentunya hanya berguna jika anda menggunakan lensa tele dan melakukan foto close-up.
  • Cobalah sesekali menjadikan matahari sebagai sumber cahaya yang utama. Jika terlalu terik, cobalah mengatur pose model agar tidak melihat langsung ke arah matahari.

Jumat, 25 November 2016

Motret Sampe Bosan

Apakah kita perlu mempelajari ilmu dasar fotografi? Ya, itu perlu..tapi bukan sesuatu yang penting. Apakah kita harus punya kamera untuk hobi motret? Tentu saja karena motret pasti pakai kamera meski ilmunya bisa kita pelajari tanpa memiliki kamera. Seperti halnya saya yang bisa menyetir mobil tapi tak harus memiliki kendaraan roda empat itu.
Kenapa harus motret sampai bosan? Bukan kah memotret (fotografi) itu menyenangkan? Yups, betul, saya sering mendengungkan “Coz Photography Is Fun”..kenapa mesti ribet-ribet?
Hal itu saya dengungkan bagi rekan-rekan yang gemar memotret tapi tidak (ingin) menguasai ilmu fotografi baik tingkat dasar maupun lanjutan. Istilah kasarnya..:gak mau ribet. Golongan tersebut amat menikmati hobi memotretnya tanpa perlu tau aturan “rule of third” atau pengukuran pencahayaan yang tepat, teknik motret panning, slow speed, atau teknik-teknik lainnya.
Apakah itu bisa menghasilkan karya yang menarik? Nah..ini dia. Dalam fotografi itu ada yang namanya bakat. Ya, bakat fotografi itu ada sejak lahir selain tentu saja orang-orang pintar yang mampu menerapkan ilmunya secara pintar pula.
Orang pintar akan mempelajari fotografi dengan seksama sementara orang berbakat itu hadir dengan sendirinya karena insting yang dimilikinya sangat kuat. Insting apa? Insting untuk menghasilkan foto-foto yang menarik.
Ada seorang rekan saya yang bahkan dia tidak tau apa itu ‘rule of third’ teknik backlight atau seabrek istilah-istilah fotografi lainnya. Tapi begitu melihat karya-karyanya…wow..menakjubkan.
Dalam satu kesempatan saya bertanya dengannya apa yang bisa membuat dia bisa membuat foto yang sederhana itu menjadi menarik. Diluar dugaan, dia menjawab “Saya gak tau. Saya taunya motret…itu saja. Motret yang kira-kira buat saya menarik.”
Ya, dia menggunakan instingnya untuk menghasilkan foto yang menarik. Tanpa babibu dia bisa memosisikan dirinya untuk mendapatkan sudut yag menarik, menunggu momen dan memencet shutter kameranya disaat yang tepat. Pokoknya dia motret suka-suka tapi secara naluri berpikir untuk menghasilkan foto yang menarik. Suatu yang menakjubkan untuk saya.
Lalu, apa makna motret sampai bosan? Motret apa yang membuat kita suka dengan apa yang kita potret itu. Foto adalah bentuk dokumentasi perjalanan. Foto adalah hobi yang menyenangkan, karena percaya atau tidak, fotografi (kadang) membuat usia kita jauh lebih muda dari sebenarnya…hihihihi..
Motret ya motret saja, tak perlu takut salah, jelek atau dapat makian dari “juri” senior atau teman yang mungkin bisa memotret jauh lebih bagus dari kita. Tapi satu yang perlu dipahami bahwa memotret itu tak sekedar memencet tombol shutter kamera…tentu hasilnya akan berbeda. Itu kenapa saya selalu bilang, motret sampai bosen..sampai benar-benar bosan. Setelah bosan, lalu apa? Itu dia yang belum saya pikirkan sampai sekarang…hehehe. [by rovitavare]

Minggu, 20 November 2016

Kamera sony a7r mark II


Sony telah mengungkap beberapa produk terbarunya seperti Sony RX100 IV dan RX10 II dan juga Sony a7R II kamera mirrorless full frame sebagai penerus a7R. Sony a7R II merupakan kamera full frame pertama dengan sensor CMOS back illumininated yang mampu mengambil foto beresolusi 42.4 mp serta ISO mencapai 102400.
Dibandingkan a7R, kamera baru ini memiliki kecepatan autofocus 40% lebih cepat dengan 399 poin phase detection auto focus serta 25 poin kontras.

Pada kamera ini juga disertakan sistem5-axis image stabilization untuk mengurangi getaran sampai 50% yang jug amampu merekam video 4K. Tak ketinggalan ada juga dukungan konektivitas Wi-Fi serta NFC pada kamera ini.
Rencananya Sony a7R II akan mulai dipasarkan pada Agustus 2015 dengan harga $3,200


     Saat seri Sony Alpha diperbarui, kami sangat kagum dengan peningkatan kemampuan A7 II dan A7R II di kondisi cahaya remang. Keduanya menunjukkan performa ISO tinggi dengan hasil jepretan yang bisa digunakan. Mengingat sensor beriluminasi belakang milik A7R II mampu menyuguhkan performa memikat dari sensor 42,4 MP pada ISO 12.800, maka kami tertarik untuk menguak apakah Sony menerapkan hal serupa pada A7S II 12,2 MP, menaikkan tingkatan fotografi ISO tinggi lebih tinggi. Lagi pula, jika Sony bisa meraih 409.600 pada sensor reguler, apa yang bisa diperoleh dengan setahun riset dan pengembangan? Sepertinya Sony memilih pendekatan konservatif kali ini.


Tidak ada sensor baru beriluminasi belakang, namun A7S II hadir dengan perbaikan desain bodi, dan sistem stabilisasi gambar 5 aksis di dalam bodi. Menurut kami bodi berdesain baru memudahkan tangan saat menggenggam kamera karena jari bisa mencengkeram kamera dengan mudah berkat handgrip berukuran lebih besar. Bodinya lebih ergonomis terutama saat menggunakan lensa besar karena handgrip memberikan genggaman yang mantap. Memindahkan tombol shutter lebih ke bawah merupakan perubahan kecil namun berdampak signifikan karena mudah diraih. Perubahan besar lainnya ada pada sistem AF kamera, karena A7S II dilengkapi dengan 169 titik AF pendeteksi kontras, naik lebih dari 6 kali lipat dari 25 titik pada A7S. Hasilnya adalah performa AF lebih baik dan gesit serta performa fokus di kondisi cahaya remang lebih baik. Foto hasi jepretan A7S II menampilkan banyak detil seperti pendahulunya dan menurut kami sistem eksposur otomatis dan white balance bisa dibilang meningkat karena gambar tampak natural. Jika pendahulunya membutuhkan perekam eksternal untuk merekam video 4K, A7S II kini bisa melakukan fungsi yang sama secara internal, merekam video beresolusi 3840 x 2160 piksel dengan bitrate maksimum 100 Mbps.




Jika A7S ditawarkan dengan harga ritel Rp. 27 juta, A7S II hadir dengan tawaran harga Rp. 45 juta. Banderol harga itu hanya untuk membawa pulang bodi sehingga bisa jadi harus mengeluarkan uang lebih banyak jika Anda baru memiliki kamera Sony karena belum memiliki koleksi lensa Sony. Jika Anda mencari kamera profesional untuk foto dengan kemampuan bagus dalam kondisi cahaya remang, menurut kami A7R II lebih pantas, atau mungkin A7S sebagai pendahulunya. Meski demikian, jika Anda ingin menggunakannya sebagai perekam video, maka keunggulan di kondisi cahaya remang dan stabilisasi gambar 5 aksis menjadi tidak ternilai saat tidak memungkinkan penggunaan internal eksposur lebih lama guna meraih ISO lebih rendah. Pada akhirnya, jika Anda harus memiliki kamera video atau fotografi berperforma tinggi dalam kondisi cahaya remang, A7S II patut dipertimbangkan. Skamera dslr bisa merekam 4k 3

Jumat, 18 November 2016

Fotografi Macro


Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya.Beberapa di antara Sobat Fotografi mungkin belum tahu bahwa kalian bisa memulai perjalanan fotografi macro tanpa memiliki lensa macro. Salah satu cara yang paling murah meriah saat memasuki dunia fotografi macro adalah dengan membalik lensa kit DSLR kalian.

Sebuah perangkat tambahan bernama macro reverse ring adalah yang Sobat butuhkan dikala tidak memiliki lensa khusus macro. Reverse Ring memungkinkan kalian untuk memasang lensa secara terbalik terhadap bodi kamera DSLR. Jadi bisa dikatakan perangkat ini adalah semacam converter atau adapter.
Efek yang dihasilkan adalah Sobat akan memiliki lensa Close Up. Semua lensa bisa digunakan atau dikombinasikan dengan Reverse Ring ini, namun sebagai catatan! Sobat akan mendapatkan hasil maksimal jika menggunakan lensa wide prime. Lensa prime/fix akan memberikan pembesaran subyek cukup signifikan.

Sebagai contoh: Sobat menggunakan Reverse Ring yang dikombinasikan dengan lensa prime 20mm. Kombinasi ini akan mendapatkan rasio pembesaran 4:1 (4 kali lebih besar dari subyek). Jika kemudian Sobat mengkombinasikan lagi dengan extention tube, maka akan jauh lebih meningkatkan rasio pembesaran! Yang perlu diingat adalah selalu ada kekurangan ketika menggunakan Sebuah perangkat tambahan termasuk Reverse Ring ini. Sobat akan kehilangan kontrol atau kendali pada auto focus serta aperture. Beberapa waktu lalu banyak Sobat InFotografi yang berbagi foto foto close up dengan menggunakan kombinasi antara lensa prime 50mm dengan Reverse Ring, dan hasilnya cukup menakjubkan.

Keuntungan Reverse Ring:

  • Ekonomis dan bisa dikombinasikan dengan semua tipe lensa kalian.
  • Memberikan kesempatan pada kalian untuk mencoba bagaimana dunia Fotografi Macro.
  • Hasil yang "Wow" karena memungkinkan kita bisa fokus sangat dekat pada subyek
  • Kerugian Reverse Ring:

  • Karena posisi lensa yang terbalik, maka Sobat akan kehilangan bebera fungsi otomatis (aperture & auto fokus), ini berarti sobat harus melakukan semuanya dengan manual.
  • Kurang cocok jika digunakan dalam jangka panjang. Kenapa? Debu akan mudah masuk kedalam lensa dikarenakan posisi yang terbalik.
  • Sangat sulit menemukan fokus dikarekanan meningkatnya rasio pembesaran.
  • Sobat sepertinya bakan memerlukan sebuah tripo untuk meminimalisir pergerakan dan membantu Sobat menemukan fokus yang tepat.
 So tunggu apalagi Sobat? ayo segera buat foto closeup atau makro kalian. Sobat bisa dengan mendapatkan reverse ring ini dengan mudah di toko toko perangkat fotografi.

iso dalam fotografi

Apa Itu Arti Dan Fungsi ISO Pada Kamera – Dunia fotografi sudah semakin akrab dengan masyarakat awam seiring dengan berkembang pesatnya pemasaran smartphone di seluruh dunia. Tidak heran, saat ini memang banyak smartphone yang menawarkan hasil foto yang apik dari fitur kamera yang dibawanya sehingga tidak sedikit dari para pengguna smartphone yang kecanduan fotografi termasuk dalam hal ini mimin sendiri.
Seiring perkembangannya, kamera pada smartphone yang beredar saat ini sudah mendukung pengaturan-pengaturan tertentu untuk mendukung kreativitas kita dalam mengambil foto meski pengaturan tersebut tidak selengkap pengaturan yang ada di kamera DSLR atau mirrorless. Salah satu pengaturan yang dimiliki oleh fitur kamera smartphone adalah ISO. Apa itu ISO? ISO merupakan salah satu dari Segitiga exposure dalam fotografi yang artinya merupakan salah satu elemen terpenting dalam menghasilkan foto.
-Menurut Wikipedia, ISO adalah istilah dalam fotografi yang digunakan untuk mengukur tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Seperti yang kita tau, biasanya akan terdapat angka di belakang tulisan ISO misalnya ISO 100, ISO 800 dan seterusnya.
Nah angka itu merupakan tingkatan-tingkatan sensitifitas yang bisa kita setting pada sensor kamera. Semakin tinggi ISO yang digunakan, maka sensor akan semakin sensitif sehingga kamera akan mampu menangkap gambar dengan lebih cerah sehingga tidak membutuhkan exposure atau sorotan cahaya ke kamera yang lama (yang di setting pada shutter speed). Perhatikan gambar dibawah ini.


Gambar diatas merupakan contoh ketika kita menggunakan variasi ISO yang berbeda dengan settingan aperture dan shuter speed yang sama. Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai ISO yang digunakan maka gambar akan nampak semakin terang. Namun ketika kita menggunakan ISO yang besar, maka biasanya akan timbul efek samping berupa noise, seperti yang nampak pada gambar diatas.

Ya, settingan ISO yang besar memang akan dapat menghasilkan gambar yang lebih terang, namun semakin besar nilai ISO yang digunakan untuk mengambil foto maka akan semakin banyak pula noise yang timbul, sehingga akan sedikit hasil foto akan nampak kurang baik dan kurang tajam. Berikut adalah contoh perbandingannya jika foto yang ditangkap menghasilkan gambar yang sama-sama terang.


Seperti yang bisa kita lihat, semakin kecil nilai ISO maka gambar akan terlihat semakin jernih. Besaran ISO yang digunakan juga akan mempengaruhi warna dari foto yang dihasilkan. Semakin kecil ISO yang digunakan maka akan dapat menghasilkan gambar yang semakin jernih dan juga warna yang bagus. Sebaliknya, ISO yang besar akan membuat warna foto menjadi lebih pudar seperti yang terlihat pada contoh foto yang mimin ambil dibawah ini.''


Namun tentu saja kita harus melakukan perubahan setting pada shutter speed atau aperture (atau mungkin keduanya) untuk dapat menghasilkan foto yang sama cerahnya dengan gambar yang diambil dengan nilai ISO yang lebih besar. Namun pada kamera-kamera canggih biasanya gambar yang dihasilkan akan tetap baik (dalam arti minim noise) meski kita melakukan setting pada ISO yang cukup tinggi. Kebanyakan fotografer menyarankan untuk menggunakan setting ISO serendah mungkin ketika mengambil foto agar dapat menghasilkan warna yang baik. Nah itulah arti dari istilah ISO serta kegunaannya pada kamera baik kamera smartphone ataupun kamera lainnya. Mimin akan membuat posting lebih lanjut mengenai fotografi untuk melengkapi artikel ini. Sementara itu silahkan jelajahi blog Techijau.com untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. Semoga bermanfaat

pengertian fotografi

Ada beberapa istilah dalam pengertian fotografi, secara teori fotografi berasal dari 2 suku kata yaitu photos dan graphos atau dalam bahasa Indonesia foto dan grafi. Dalam bahasa Yunani photos memiliki arti sinar/cahaya, dan graphos memiliki arti menulis, melukis atau menggambar. Jadi pengertian fotografi adalah menulis/melukis dengan bantuan cahaya yang dalam perekamannya melalui sebuah media kamera yang kemudian media/alat ini akan mendistribusikan cahaya suatu bahan peka cahaya yang bernama film/klise (kamera analog) atau sensor (kamera digital).
Berikut adalah pengertian "Fotografi" menurut para ahli:


 “Photography is more than a medium for factual communication of ideas. It is a creative art.” (Ansel Adams)
Fotografi lebih dari sekedar sebuah sarana ide komunikasi faktual. Fotografi adalah sebuah seni kreatif.
“Photography, as a powerful medium of expression and communications, offers an infinite variety of perception, interpretation and execution.”  (Ansel Adams)
Fotografi sebagai media berekspresi dan komunikasi yang kuat, menawarkan berbagai persepsi, interpretasi dan eksekusi yang tak terbatas.
“To me, photography is an art of observation. It’s about finding something interesting in an ordinary place.. I’ve found it has little to do with the things you see and everything to do with the way you see them.” (Elliott Erwitt)
Menurut darwis triadi, Pengertian Fotografi, Fotografi berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kameram Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa)