Apakah kita perlu mempelajari ilmu dasar
fotografi? Ya, itu perlu..tapi bukan sesuatu yang penting. Apakah kita
harus punya kamera untuk hobi motret? Tentu saja karena motret pasti
pakai kamera meski ilmunya bisa kita pelajari tanpa memiliki kamera.
Seperti halnya saya yang bisa menyetir mobil tapi tak harus memiliki
kendaraan roda empat itu.
Kenapa harus motret sampai bosan? Bukan
kah memotret (fotografi) itu menyenangkan? Yups, betul, saya sering
mendengungkan “Coz Photography Is Fun”..kenapa mesti ribet-ribet?
Hal itu saya dengungkan bagi rekan-rekan
yang gemar memotret tapi tidak (ingin) menguasai ilmu fotografi baik
tingkat dasar maupun lanjutan. Istilah kasarnya..:gak mau ribet.
Golongan tersebut amat menikmati hobi memotretnya tanpa perlu tau aturan
“rule of third” atau pengukuran pencahayaan yang tepat, teknik motret
panning, slow speed, atau teknik-teknik lainnya.
Apakah itu bisa menghasilkan karya yang
menarik? Nah..ini dia. Dalam fotografi itu ada yang namanya bakat. Ya,
bakat fotografi itu ada sejak lahir selain tentu saja orang-orang pintar
yang mampu menerapkan ilmunya secara pintar pula.
Orang pintar akan mempelajari fotografi
dengan seksama sementara orang berbakat itu hadir dengan sendirinya
karena insting yang dimilikinya sangat kuat. Insting apa? Insting untuk
menghasilkan foto-foto yang menarik.
Ada seorang rekan saya yang bahkan dia tidak tau apa itu ‘rule of third’ teknik backlight atau seabrek istilah-istilah fotografi lainnya. Tapi begitu melihat karya-karyanya…wow..menakjubkan.
Dalam satu kesempatan saya bertanya
dengannya apa yang bisa membuat dia bisa membuat foto yang sederhana itu
menjadi menarik. Diluar dugaan, dia menjawab “Saya gak tau. Saya taunya
motret…itu saja. Motret yang kira-kira buat saya menarik.”
Ya, dia menggunakan instingnya untuk menghasilkan foto yang menarik. Tanpa babibu
dia bisa memosisikan dirinya untuk mendapatkan sudut yag menarik,
menunggu momen dan memencet shutter kameranya disaat yang tepat.
Pokoknya dia motret suka-suka tapi secara naluri berpikir untuk
menghasilkan foto yang menarik. Suatu yang menakjubkan untuk saya.
Lalu, apa makna motret sampai bosan?
Motret apa yang membuat kita suka dengan apa yang kita potret itu. Foto
adalah bentuk dokumentasi perjalanan. Foto adalah hobi yang
menyenangkan, karena percaya atau tidak, fotografi (kadang) membuat usia
kita jauh lebih muda dari sebenarnya…hihihihi..
Motret ya motret saja, tak perlu takut
salah, jelek atau dapat makian dari “juri” senior atau teman yang
mungkin bisa memotret jauh lebih bagus dari kita. Tapi satu yang perlu
dipahami bahwa memotret itu tak sekedar memencet tombol shutter
kamera…tentu hasilnya akan berbeda. Itu kenapa saya selalu bilang,
motret sampai bosen..sampai benar-benar bosan. Setelah bosan, lalu apa?
Itu dia yang belum saya pikirkan sampai sekarang…hehehe. [by rovitavare]
0 komentar:
Posting Komentar