Sony telah mengungkap beberapa produk terbarunya seperti Sony RX100 IV dan RX10 II dan juga Sony a7R II kamera mirrorless full frame sebagai penerus a7R. Sony a7R II merupakan kamera full frame pertama dengan sensor CMOS back illumininated yang mampu mengambil foto beresolusi 42.4 mp serta ISO mencapai 102400.
Dibandingkan a7R, kamera baru ini memiliki kecepatan autofocus 40% lebih cepat dengan 399 poin phase detection auto focus serta 25 poin kontras.
Pada kamera ini juga disertakan sistem5-axis image stabilization untuk mengurangi getaran sampai 50% yang jug amampu merekam video 4K. Tak ketinggalan ada juga dukungan konektivitas Wi-Fi serta NFC pada kamera ini.
Rencananya Sony a7R II akan mulai dipasarkan pada Agustus 2015 dengan harga $3,200
Saat seri Sony Alpha diperbarui, kami sangat kagum dengan peningkatan kemampuan A7 II dan A7R II di kondisi cahaya remang. Keduanya menunjukkan performa ISO tinggi dengan hasil jepretan yang bisa digunakan. Mengingat sensor beriluminasi belakang milik A7R II mampu menyuguhkan performa memikat dari sensor 42,4 MP pada ISO 12.800, maka kami tertarik untuk menguak apakah Sony menerapkan hal serupa pada A7S II 12,2 MP, menaikkan tingkatan fotografi ISO tinggi lebih tinggi. Lagi pula, jika Sony bisa meraih 409.600 pada sensor reguler, apa yang bisa diperoleh dengan setahun riset dan pengembangan? Sepertinya Sony memilih pendekatan konservatif kali ini.
Tidak ada sensor baru beriluminasi belakang, namun A7S II hadir dengan perbaikan desain bodi, dan sistem stabilisasi gambar 5 aksis di dalam bodi. Menurut kami bodi berdesain baru memudahkan tangan saat menggenggam kamera karena jari bisa mencengkeram kamera dengan mudah berkat handgrip berukuran lebih besar. Bodinya lebih ergonomis terutama saat menggunakan lensa besar karena handgrip memberikan genggaman yang mantap. Memindahkan tombol shutter lebih ke bawah merupakan perubahan kecil namun berdampak signifikan karena mudah diraih. Perubahan besar lainnya ada pada sistem AF kamera, karena A7S II dilengkapi dengan 169 titik AF pendeteksi kontras, naik lebih dari 6 kali lipat dari 25 titik pada A7S. Hasilnya adalah performa AF lebih baik dan gesit serta performa fokus di kondisi cahaya remang lebih baik. Foto hasi jepretan A7S II menampilkan banyak detil seperti pendahulunya dan menurut kami sistem eksposur otomatis dan white balance bisa dibilang meningkat karena gambar tampak natural. Jika pendahulunya membutuhkan perekam eksternal untuk merekam video 4K, A7S II kini bisa melakukan fungsi yang sama secara internal, merekam video beresolusi 3840 x 2160 piksel dengan bitrate maksimum 100 Mbps.
Jika A7S ditawarkan dengan harga ritel Rp. 27 juta, A7S II hadir dengan tawaran harga Rp. 45 juta. Banderol harga itu hanya untuk membawa pulang bodi sehingga bisa jadi harus mengeluarkan uang lebih banyak jika Anda baru memiliki kamera Sony karena belum memiliki koleksi lensa Sony. Jika Anda mencari kamera profesional untuk foto dengan kemampuan bagus dalam kondisi cahaya remang, menurut kami A7R II lebih pantas, atau mungkin A7S sebagai pendahulunya. Meski demikian, jika Anda ingin menggunakannya sebagai perekam video, maka keunggulan di kondisi cahaya remang dan stabilisasi gambar 5 aksis menjadi tidak ternilai saat tidak memungkinkan penggunaan internal eksposur lebih lama guna meraih ISO lebih rendah. Pada akhirnya, jika Anda harus memiliki kamera video atau fotografi berperforma tinggi dalam kondisi cahaya remang, A7S II patut dipertimbangkan. S
0 komentar:
Posting Komentar